Perindu Purnama

Kebanyakan orang mengenal Perhimpunan ini dengan singkatan "Pe Tiga", dengan kepanjangan Perhimpunan Perindu Purnama. Perhimpunan ini tidak dibentuk, lebih tepatnya dilahirkan. Perhimpunan ini lahir tanpa suatu unsur kesengajaan, yang terdiri dari sekumpulan orang-orang yang bosan dengan omong kosong yang bernama rutinitas, kebijakan, dan sebagainya.

Mengapa Purnama?

Salah seorang anggotanya menyatakan, Bulan hakikatnya adalah sebuah benda angkasa yang tidak memiliki apa-apa selain gravitasi yang lemah dan bentuk fisik yang sedemikian rupa. Ia tak bercahaya, tak punya kehidupan, bahkan lapisan pelindung agar tubuhnya tak rusak oleh debu-debu angkasa dan meteorpun ia tak punya. Namun mengapa manusia lebih mengagumi Bulan dibandingkan Matahari? Yang jelas-jelas ia punya cahaya, ia punya tenaga, gravitasi yang sangat kuat, dan begitu besarnya.


Alasannya sederhana, karena manusia lebih bisa menikmati indahnya Bulan dengan menatapnya daripada menatap mentari dengan cahayanya yang sangat, terlampau kuat membutakan mata. Bulan mampu memanfaatkan sinar matahari, menyerap dan memantulkannya sehingga ia nampak indah di Bumi. Bahkan di saat-saat sempurnanya, yakni saat purnama, ia tak menyembunyikan rupa-nya yang penuh noda hasil tumbukan debu-debu angkasa dan meteor yang tak mampu ditahannya.


Purnama, dengan jujur menunjukkan diri apa adanya, menghias dan menerangi saat-saat gelap yang melanda Bumi. Itu adalah perwujudan dari setiap individu yang saat ini tergabung dalam perhimpunan ini. Sebuah gambaran bahwa setiap individu yang ada di dalamnya bukanlah sesosok mahluk yang sempurna dan tanpa cela, namun dengan sumber daya yang ada baik yang dimiliki maupun yang ada disekitarnya, akan terus mencoba untuk membagikan sinarnya kepada siapapun yang ada disekitarnya.